GUNADARMA

Saturday, December 29, 2012

Tulisan Bahasa Indonesia 2 : Karya Ilmiah


Tulisan Bahasa Indonesia 2
Pengertian Karya Ilmiah
Karya ilmiah (bahasa Inggris: scientific paper) adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.
Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah seperti makalah, laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir). Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu, makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian.

Tujuan Karya Ilmiah

  • Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.
  • Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
  • Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.
  • Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.
  • Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.





Contoh Karya Ilmiah ( Kenakalan Remaja )
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peralihan masa kanak-kanak, remaja, dewasa dan kemudian menjadi orang tua tidak lebih hanyalah merupakan suatu proses wajar dalam hidup yang berkesinambungan dari tahap-tahap pertumbuhan yang harus dilalui oleh seorang manusia. Setiap masa pertumbuhan memiliki ciri-ciri tersendiri. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Demikian pula dengan masa remaja. Masa remaja sering dianggap sebagai masa yang paling rawan dalam proses kehidupan ini. Masa remaja sering menimbulkan kehawatiran bagi para orang tua. Bagi remaja, masa ini adalah masa yang paling menyenangkan dalam hidupnya. Oleh karena itu, para orang tua hendaknya berkenan menerima remaja sebagaimana adanya. Jangan terlalu membesar-besarkan perbedaan. Orang tua para remaja hendaknya justru menjadi pemberi teladan di depan, di tengah membangkitkan semangat dan di belakang mengawasi segala tindak tanduk si remaja.
Remaja adalah masa dimana sedang beralihnya masa anak-anak menuju masa kedewasaan. Pada umunya kenakalan remaja ini dilakukan oleh anak yang berumur antara 15-18 tahun. Pada masa ini jiwa mereka masih labil dan mereka tidak memiliki pegangan yang pasti. Mereka berbuat sesuai dengan pikiran dan nalar, perbuatan itu mereka lakukan dalam mencari jati diri mereka sebenarnya.
Remaja pada umunya mengalami bahwa pencarian jati diri atau keutuhan diri itu suatu masalah utama karena adanya perubahan-perubahan sosial, fisiologi dan psikologis di dalam diri mereka maupun di tengah masyarakat tempat mereka hidup. Perubahan-perubahan ini dipergencar dalam masyarakat kita yang semakin kompleks dan berteknologi modern. Kenakalan remaja di era modern ini sudah melebihi batas yang sewajarnya. Banyak anak dibawah umur yang sudah mengenal Rokok, Narkoba, Freesex, dan terlibat banyak tindakan kriminal lainnya.

B. RUMUSAN MASALAH
Dari uraian singkat tersebut diatas maka muncul beberapa persolan yang tentunya sangat menarik sekali untuk dibahas demi mencari titik temu permasalahan, persolan tersebut dirangkum dalam bebarapa rumusan masalah yang akan dibahas nantinya dalam bab berikutnya, rumusannya yaitu :

Siapakah anak dan remaja itu ?
Bagaimana masa remaja itu ?
Apa faktor yang melatar belakangi kenakalan remaja ?
Apa akibat yang ditimbulkan dari kenakalan remaja tersebut ?
Bagaimana upaya penaggulangannya?

C. TUJUAN PENULISAN
Penulisan ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui seberapa kuat efek pergaulan dalam kehidupan para remaja.
2. Mengetahui seberapa kuat pengaruh dari orang tua, peran masyarakat, dan media pendidikan dalam membentuk kepribadian para remaja.
3. Mengetahui cara-cara pencegahan dan penyebaran terhadap pengaruh pergaulan para remaja.
4.Untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Bahasa Indonesia.

D.MANFAAT PENULISAN
Penulisan ini juga bermanfaat untuk :
1. Memberikan informasi ke orang tua bahwa penulisan ini dapat digunakan untuk menyikapi, menanggulangi, dan menyadarkan kepada anak dan anak didiknya.
2. Memberikan semangat baru dalam pendidikan pergaulan remaja, termasuk di rumah dan lingkungan pergaulannya.
3. Memberikan pengetahuan yang lebih baru dan lebih luas tentang remaja.
4. Memberikan rasa lebih berhati-hati dan lebih peduli dengan lingkungan pergaulannya.

E. SISTEMATIKA PENULISAN
Adapun sistematika penulisan dari karya tulis ini adalah sebagai berikut ;

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
E. Sistematika Penulisan

BAB II LANDASAN TEORI
A. Definisi Kenakalan Remaja
B. Jenis-jenis Kenakalan Remaja
C. Permasalahan Remaja Masa Kini
D. Faktor-faktor Penyebab Kenakalan Remaja
E. Akibat Yang Ditimbulkan Oleh Kenakalan Remaja
F. Pendekatan Dan Pemecahan Masalah



BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Nama : Eko Dwi Kartiko
NPM : 22210309
Kelas : 3EB22
Sumber:
http://rama-14.blogspot.com/2012/03/pengertian-karya-tulis-ilmiah-dan.html

Penalaran Induktif


Tugas Bahasa Indonesia 2
Pengertian Penalaran Induktif 
Menurut Tim Balai Pustaka (dalam Shofiah, 2007 : 14) istilah penalaran mengandung tiga pengertian, diantaranya :
1. Cara (hal) menggunakan nalar, pemikiran atau cara berpikir logis.
2. Hal mengembangkan atau mengendalikan sesuatu dengan nalar dan bukan dengan perasaan atau pengalaman.
3. Proses mental dalam mengembangkan atau mengendalikan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip.
Sedangkan menurut Shurter dan Pierce (dalam Shofiah, 2007 : 14) penalaran induktif adalah cara menarik kesimpulan yang bersifat umum dari kasus-kasus yang bersifat khusus.
Lalu menurut Suriasumantri (dalam Shofiah, 2007 :15) penalaran induktif adalah suatu proses berpikir yang berupa penarikan kesimpulan yang umum atau dasar pengetahuan tentang hal-hal yang khusus. Artinya,dari fakta-fakta yang ada dapat ditarik suatu kesimpulan.
Kesimpulan umum yang diperoleh melalui suatu penalaran induktif ini bukan merupakan bukti. Hal tersebut dikarenakan aturan umum yang diperoleh dari pemeriksaan beberapa contoh khusus yang benar, belum tentu berlaku untuk semua kasus.
Aspek dari penalaran induktif adalah analogi dan generalisasi. Menurut Jacob (dalam Shofiah, 2007 :15), hal ini berdasarkan bahwa penalaran induktif terbagi menjadi dua macam, yaitu generalisasi dan analogi.
• Analogi adalah proses penyimpulan berdasarkan kesamaan data atau fakta. Analogi dapat juga dikatakan sebagai proses membandingkan dari dua hal yang berlainan berdasarkan kesamaannya, kemudian berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu kesimpulan.
• Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diminati generalisasi mencakup ciri – ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain.
Macam – macam generalisasi :
  • Generalisasi sempurna
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penimpulan diselidiki. Generalisasi macam ini memberikan kesimpilan amat kuat dan tidak dapat diserang. Tetapi tetap saja yang belum diselidiki.
  • Generalisasi tidak sempurana
Adalah generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.
Penalaran induktif adalah proses penalaran untuk manari kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta – fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut Induksi. Penalaran induktif tekait dengan empirisme. Secara impirisme, ilmu memisahkan antara semua pengetahuan yang sesuai fakta dan yang tidak. Sebelum teruji secara empiris, semua penjelasan yang diajukan hanyalah bersifat sentara. Penalaran induktif ini berpangkal pada empiris untuk menyusun suatu penjelasan umum, teori atau kaedah yang berlaku umum. 
Kausal Sebuah pernyataan yang timbul berkat adanya elemen elemen yang memiliki hubungan atau keterkaitan.
Jenis jenis hubungan kausal :
a. Sebab- akibat.
irwan tidak mengerjakan PI, sehingga ia tidak dapat lulus tahun ini
b. Akibat – Sebab.
Motor temanku mogok, disebabkan kehabisan bensin
c. Akibat – Akibat.
kakak terjebak macet total dijalan, sehingga kakak beranggapan akan telat masuk kerja.

Contoh penalaran induktif : 
Harimau berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. Babi berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. Ikan paus berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. 
          Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan   (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status social.

Nama : Eko Dwi Kartiko
Kelas : 3eb22
NPM : 22210309

Sumber :

Tuesday, November 6, 2012

TULISAN BAHASA INDONESIA 2


Silogisme Kategorial
Argumen deduktif yang mengandung suatu rangkaian yang terdiri dari tiga (dan hanya tiga) proposisi kategorial, yang disusun sedemikian rupa sehingga ada tiga term yang muncul dalam rangkaian pernyataan itu.
Tiap term hanya boleh muncul dalam dua pernyataan.
CONTOH-CONTOH KALIMAT SILOGISME KATEGORIAL :
1.      Semua siswa SLTP memiliki ijazah SD.
            Ronni tidak memiliki ijazah SD
            Ronni bukan bukan siswa SLTP
2.      Bila kemarau, bumi akan kering.
            Sekarang bumi jadi kering.
Jadi kemarau telah datang.
3.      Semua Herbivora memakan Tanaman
Sapi seekor Hebrivora
Sapi  memakan Tanaman
4.      Seorang Muslim wajib melakukan Shalat
Ridho seorang Muslim
Ridho wajib melakukan Shalat
5.      Bila siang , tanaman akan berfotosintesis
Sekarang tanaman sudah berfotosintesis
Jadi siang telah lewat



Nama : Eko Dwi Kartiko
NPM : 22210309
Kelas : 3eb22

Sunday, November 4, 2012

analisis penalaran deduktif


Nama : Eko Dwi Kartiko
Kelas : 3eb22
Npm: 22210309
TUGAS 1 BAHASA INDONESIA 2#
Analisis Penalaran Deduktif

Merupakan suatu proses berpikir (penalaran) yang bertolak dari sesuatu proposisi yang sudah ada menuju kepada suatu proposisi baru yang berbentuk suatu kesimpulan. Penalaran deduktif juga merupakan proses penalaran untuk menarik kesimpulan dari hal-hal atau fakta-fakta yang bersifat umum ke hal-hal yang bersifat khusus.
Macam-macam dari penalaran deduktif adalah

Silogisme
Silogisme adalah suatu bentuk proses penalaran yang berusaha menghubungkan dua proposisi (pernyataan) yang berlainan untuk menurunkan suatu kesimpulan atau inferensi yang merupakan proposisi ketiga.

1.Silogisme Kategorial
Argumen deduktif yang mengandung suatu rangkaian yang terdiri dari tiga (dan hanya tiga) proposisi kategorial, yang disusun sedemikian rupa sehingga ada tiga term yang muncul dalam rangkaian pernyataan itu.
Tiap term hanya boleh muncul dalam dua pernyataan, misalnya :
         Premis Mayor (My): Tidak ada manusia yang tidak bernafas
Premis Minor (Mn): Ando adalah manusia
Konklusi (K): Ando bernafas
 

2. Silogisme Hipotetis
Silogisme hipotetis atau silogisme pengandaian adalah semacam pola penalaran deduktif yang mengandung hipotese.
Premis mayornya mengandung pernyataan yang bersifat hipotetis.
Rumus proposisi mayor dari silogisme:
Jika P, maka Q
Contoh:
Premis Mayor (MY): Jika tidak turun hujan, maka panen akan gagal
Premis Minor (MN): Hujan turun
Konklusi (K): Sebab itu panen tidak gagal.
Pada contoh premis mayor mengandung dua pernyataan kategorial, yaitu hujan tidak turun dan panen akan gagal. Bagian pertama disebut antiseden, sedangkan bagian kedua disebut akibat.
Terdapat asumsi: kebenaran antiseden akan mempengaruhi kebenaran akibat.


3.Silogisme Alternatif
Silogisme alternatif atau silogisme disjungtif :
– Proporsi mayornya merupakan sebuah proposisi alternatif, yaitu proposisi yang mengandung kemungkinan atau pilihan.
– Proposisi minornya adalah proposisi kategorial yang menerima atau menolak salah satu alternatifnya.
– Konklusi tergantung dari premis minornya.

Contoh:
Premis Mayor (MY): Kakak ada di kantor atau di rumah
Premis Minor (MN): Kakak ada di kantor
Konklusi (K) : Sebab itu, kakak tidak ada di rumah.
atau
Premis Mayor (My) : Ayah saya berada di Bogor atau Jember.
Premis Minor (Mn) : Ayah saya berada di Bogor.
konklusi (K) : Jadi, Ayah saya tidak berada di Jember.

4.Entinem
Adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Entinem berasal dari kata Enthymeme, enthymema (Yunani) yang berasal dari kata kerja enthymeisthai yang berarti ‘simpan dalam ingatan’. Silogisme muncul hanya dengan dua proposisi.
Contoh:
– Diah menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam lomba itu.
– Ana telah memenangkan lomba ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya berupa peralatan tulis.

Sumber:
http://dizly.wordpress.com/2011/02/28/definisi-penalaran-deduktif/