GUNADARMA

Tuesday, November 6, 2012

TULISAN BAHASA INDONESIA 2


Silogisme Kategorial
Argumen deduktif yang mengandung suatu rangkaian yang terdiri dari tiga (dan hanya tiga) proposisi kategorial, yang disusun sedemikian rupa sehingga ada tiga term yang muncul dalam rangkaian pernyataan itu.
Tiap term hanya boleh muncul dalam dua pernyataan.
CONTOH-CONTOH KALIMAT SILOGISME KATEGORIAL :
1.      Semua siswa SLTP memiliki ijazah SD.
            Ronni tidak memiliki ijazah SD
            Ronni bukan bukan siswa SLTP
2.      Bila kemarau, bumi akan kering.
            Sekarang bumi jadi kering.
Jadi kemarau telah datang.
3.      Semua Herbivora memakan Tanaman
Sapi seekor Hebrivora
Sapi  memakan Tanaman
4.      Seorang Muslim wajib melakukan Shalat
Ridho seorang Muslim
Ridho wajib melakukan Shalat
5.      Bila siang , tanaman akan berfotosintesis
Sekarang tanaman sudah berfotosintesis
Jadi siang telah lewat



Nama : Eko Dwi Kartiko
NPM : 22210309
Kelas : 3eb22

Sunday, November 4, 2012

analisis penalaran deduktif


Nama : Eko Dwi Kartiko
Kelas : 3eb22
Npm: 22210309
TUGAS 1 BAHASA INDONESIA 2#
Analisis Penalaran Deduktif

Merupakan suatu proses berpikir (penalaran) yang bertolak dari sesuatu proposisi yang sudah ada menuju kepada suatu proposisi baru yang berbentuk suatu kesimpulan. Penalaran deduktif juga merupakan proses penalaran untuk menarik kesimpulan dari hal-hal atau fakta-fakta yang bersifat umum ke hal-hal yang bersifat khusus.
Macam-macam dari penalaran deduktif adalah

Silogisme
Silogisme adalah suatu bentuk proses penalaran yang berusaha menghubungkan dua proposisi (pernyataan) yang berlainan untuk menurunkan suatu kesimpulan atau inferensi yang merupakan proposisi ketiga.

1.Silogisme Kategorial
Argumen deduktif yang mengandung suatu rangkaian yang terdiri dari tiga (dan hanya tiga) proposisi kategorial, yang disusun sedemikian rupa sehingga ada tiga term yang muncul dalam rangkaian pernyataan itu.
Tiap term hanya boleh muncul dalam dua pernyataan, misalnya :
         Premis Mayor (My): Tidak ada manusia yang tidak bernafas
Premis Minor (Mn): Ando adalah manusia
Konklusi (K): Ando bernafas
 

2. Silogisme Hipotetis
Silogisme hipotetis atau silogisme pengandaian adalah semacam pola penalaran deduktif yang mengandung hipotese.
Premis mayornya mengandung pernyataan yang bersifat hipotetis.
Rumus proposisi mayor dari silogisme:
Jika P, maka Q
Contoh:
Premis Mayor (MY): Jika tidak turun hujan, maka panen akan gagal
Premis Minor (MN): Hujan turun
Konklusi (K): Sebab itu panen tidak gagal.
Pada contoh premis mayor mengandung dua pernyataan kategorial, yaitu hujan tidak turun dan panen akan gagal. Bagian pertama disebut antiseden, sedangkan bagian kedua disebut akibat.
Terdapat asumsi: kebenaran antiseden akan mempengaruhi kebenaran akibat.


3.Silogisme Alternatif
Silogisme alternatif atau silogisme disjungtif :
– Proporsi mayornya merupakan sebuah proposisi alternatif, yaitu proposisi yang mengandung kemungkinan atau pilihan.
– Proposisi minornya adalah proposisi kategorial yang menerima atau menolak salah satu alternatifnya.
– Konklusi tergantung dari premis minornya.

Contoh:
Premis Mayor (MY): Kakak ada di kantor atau di rumah
Premis Minor (MN): Kakak ada di kantor
Konklusi (K) : Sebab itu, kakak tidak ada di rumah.
atau
Premis Mayor (My) : Ayah saya berada di Bogor atau Jember.
Premis Minor (Mn) : Ayah saya berada di Bogor.
konklusi (K) : Jadi, Ayah saya tidak berada di Jember.

4.Entinem
Adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Entinem berasal dari kata Enthymeme, enthymema (Yunani) yang berasal dari kata kerja enthymeisthai yang berarti ‘simpan dalam ingatan’. Silogisme muncul hanya dengan dua proposisi.
Contoh:
– Diah menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam lomba itu.
– Ana telah memenangkan lomba ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya berupa peralatan tulis.

Sumber:
http://dizly.wordpress.com/2011/02/28/definisi-penalaran-deduktif/