Nama : Eko Dwi Kartiko
Kelas : 4EB22
NPM : 22210309
Pengertian Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Kata Yunani ethos dalam
bentuk tunggal mempunyai banyak arti: tempat tinggal yang biasa; padang rumput;
kandang; kebiasaan, adat; akhlak, watak; perasaan, sikap, cara berpikir. Dalam
bentuk jamak artinya adalah adat kebiasaan.
Etika sering diidentikan dengan moral (atau moralitas). Namun, meskipun sama-sama terkait dengan baik-buruk tindakan manusia, etika dan moral memiliki perbedaan pengertian. Moralitas lebih condong pada pengertian nilai baik dan buruk dari setiap perbuatan manusia itu sendiri, sedangkan etika berarti ilmu yang mempelajari tentang baik dan buruk. Jadi bisa dikatakan, etika berfungsi sebagai teori tentang perbuatan baik dan buruk. Dalam filsafat terkadang etika disamakan dengan filsafat moral. Selain itu etika bisa disebut sebagai ilmu tentang baik dan buruk atau kata lainnya ialah teori tentang nilai. Dalam Islam teori nilai mengenal lima ketegori baik-buruk, yaitu baik sekali, baik, netral, buruk dan buruk sekali. Nilai ditentukan oleh Tuhan, karena Tuhan adalah maha suci yang bebas dari noda apa pun jenisnya. Tetapi tujuan etika itu sendiri ialah bagaimana mengungkap perbedaan kebaikan dan keburukan sejelas-jelasnya sehingga mendorong manusia terus melangkah pada kebaikan.
Hubungan Etika dengan Ilmu Filsafat
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha mengkaji segala
sesuatu yang ada dan yang mungkin ada dengan menggunakan pikiran.
Bagian-bagiannya meliputi:
1. Metafisika yaitu
kajian dibalik alam yang nyata,
2. Kosmologia yaitu
kajian tentang alam,
3. Logika yaitu pembahasa
tentang cara berpikir cepat dan tepat,
4. Etika yaitu
pembahasan tentang tingkah laku manusia,
5. Teologi yaitu
pembahasan tentang ketuhanan,
6. Antropologi yaitu
pembahasan tentang manusia.
Dengan demikian, jelaslah bahwa etika termasuk salah satu
komponen dalam filsafat. Banyak ilmu yang pada mulanya merupakan bagian dari
filsafat, tetapi karena ilmu tersebut kian meluas dan berkambang, akhirnya
membentuk disiplin ilmu tersendiri dan terlepas dari filsafat. Demikian juga
etika, dalam proses perkembangannya sekalipun masih diakui sebagai bagian dalam
pembahasan filsafat, ia merupakan ilmu yang mempunyai identitas sendiri.
Hubungan etika dengan ilmu filsafat seperti indera bersama, estimasi dan rekoleksasi yang menolong jiwa manusia untuk memperoleh konsep-konsep dan ide-ide dari alam sekelilingnya. Jika manusia telah mencapai kesempurnaan sebelum ia berpisah dengan badan, maka ia selamanya akan berada dalam kesenangan. Jika ia berpisah dengan badan dalam keadaan tidak sempurna, ia selalu dipengaruhi hawa nafsu. Ia hidup dalam keadaan menyesal dan terkutuk untuk selama-lamanya di akhirat.
Etika Mahasiswa
Sebagai seorang pelajar yg berada pada tingkat paling tinggi ,
mahasiswa harus mempunyai etika yang baik dan terpuji di dalam kelas, di kampus
maupun diluar kampus. Etika yang harus dimiliki mahasiswa adalah menaati
peraturan-peraturan yang berlaku di lingkungan kampus seperti berakaian rapi dan
sopan tanpa harus melanggra tata tertib di kampus serta menghargai sesama teman dan menganggap teman
seperti saudara bersaing dengan sehat tanpa perlu saling menjatuhkan satu sama
lain.
Etika Keluarga
Etika yang harus dimiliki dalam keluarga yaitu beretika baik kepada
orang tua. Seperti yang kita ketahui kita harus menghormati dan menyayangi
orang tua kita, seperti bertutur kata dengan sopan di hadapan mereka, tidak
berkata kasar atau pun membentak. Selain etika kepada orang tua kita juga harus
memiliki etika yang baik kepada adik atau kakak kita dengan cara menyayangi dan
menghargai mereka .
Etika Masyarakat
Setiap daerah memiliki etika yang berbeda-beda berdasarkan adat istiadat atau budaya di lingkungan
setempat. sebagai anggota masyarakat, kita harus memiliki etika dan budi
pekerti baik seperti bersikap ramah dan sopan santun kepada tetangga dan teman
di sekitar rumah , tidak menghina atau mencela tetangga, ikut berpartisipasi dalam kegiatan-
kegiatan yang dilakukan di lingkunagn tempat tinggal seperti kerja bakti dan
karang taruna.
Etika professional akuntan publik yaitu:
Tanggung jawab profesi, Dalam melaksanakan tanggung jawabnya
sebagai professional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan
moral dan professional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
Kepentingan publik,Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme.
Integritas, Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dan integritas setinggi mungkin.
Objektivitas, Setiap anggota harus menjaga objektivitas dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.
Kompetensi dan kehati-hatian professional, Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan kehati-hatian, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan professional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa professional yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi dan teknik yang paling mutakhir.
Kerahasiaan, Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa professional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban professional atau hukum untuk mengungkapkannya.
Perilaku professional, Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
Standar teknis, Setiap anggota harus melaksanakan jasa
profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar professional yang
relevan.
Daftar Pustaka :
Alfan, Muhammad. 2011. Filsafat Etika Islam. Bandung. Pustaka
Setia.
Abdullah, M. Yatimin. 2006. Studi Etika. Jakarta. Rajawali
Perss.
Surajiyo. 2005. Ilmu Filsafat. Jakarta. Bumi Aksara.
K.Bertens, Etika, Edisi-15, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2007.