GUNADARMA

Saturday, October 12, 2013

Etika

Nama : Eko Dwi Kartiko
Kelas : 4EB22
NPM : 22210309
Pengertian Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Kata Yunani ethos dalam bentuk tunggal mempunyai banyak arti: tempat tinggal yang biasa; padang rumput; kandang; kebiasaan, adat; akhlak, watak; perasaan, sikap, cara berpikir. Dalam bentuk jamak artinya adalah adat kebiasaan.

Etika sering diidentikan dengan moral (atau moralitas). Namun, meskipun sama-sama terkait dengan baik-buruk tindakan manusia, etika dan moral memiliki perbedaan pengertian. Moralitas lebih condong pada pengertian nilai baik dan buruk dari setiap perbuatan manusia itu sendiri, sedangkan etika berarti ilmu yang mempelajari tentang baik dan buruk. Jadi bisa dikatakan, etika berfungsi sebagai teori tentang perbuatan baik dan buruk. Dalam filsafat terkadang etika disamakan dengan filsafat moral. Selain itu etika bisa disebut sebagai ilmu tentang baik dan buruk atau kata lainnya ialah teori tentang nilai. Dalam Islam teori nilai mengenal lima ketegori baik-buruk, yaitu baik sekali, baik, netral, buruk dan buruk sekali. Nilai ditentukan oleh Tuhan, karena Tuhan adalah maha suci yang bebas dari noda apa pun jenisnya. Tetapi tujuan etika itu sendiri ialah bagaimana mengungkap perbedaan kebaikan dan keburukan sejelas-jelasnya sehingga mendorong manusia terus melangkah pada kebaikan.

Hubungan Etika dengan Ilmu Filsafat
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha mengkaji segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada dengan menggunakan pikiran. Bagian-bagiannya meliputi:
1.     Metafisika yaitu kajian dibalik alam yang nyata,
2.     Kosmologia yaitu kajian tentang alam,
3.     Logika yaitu pembahasa tentang cara berpikir cepat dan tepat,
4.     Etika yaitu pembahasan tentang tingkah laku manusia,
5.     Teologi yaitu pembahasan tentang ketuhanan,
6.     Antropologi yaitu pembahasan tentang manusia.
Dengan demikian, jelaslah bahwa etika termasuk salah satu komponen dalam filsafat. Banyak ilmu yang pada mulanya merupakan bagian dari filsafat, tetapi karena ilmu tersebut kian meluas dan berkambang, akhirnya membentuk disiplin ilmu tersendiri dan terlepas dari filsafat. Demikian juga etika, dalam proses perkembangannya sekalipun masih diakui sebagai bagian dalam pembahasan filsafat, ia merupakan ilmu yang mempunyai identitas sendiri.

Hubungan etika dengan ilmu filsafat seperti indera bersama, estimasi dan rekoleksasi yang menolong jiwa manusia untuk memperoleh konsep-konsep dan ide-ide dari alam sekelilingnya. Jika manusia telah mencapai kesempurnaan sebelum ia berpisah dengan badan, maka ia selamanya akan berada dalam kesenangan. Jika ia berpisah dengan badan dalam keadaan tidak sempurna, ia selalu dipengaruhi hawa nafsu. Ia hidup dalam keadaan menyesal dan terkutuk untuk selama-lamanya di akhirat.

Etika Mahasiswa
Sebagai seorang pelajar yg berada pada tingkat paling tinggi , mahasiswa harus mempunyai etika yang baik dan terpuji di dalam kelas, di kampus maupun diluar kampus. Etika yang harus dimiliki mahasiswa adalah menaati peraturan-peraturan yang berlaku di lingkungan kampus seperti berakaian rapi dan sopan tanpa harus melanggra tata tertib di kampus serta  menghargai sesama teman dan menganggap teman seperti saudara bersaing dengan sehat tanpa perlu saling menjatuhkan satu sama lain.


Etika Keluarga
Etika yang harus dimiliki dalam keluarga yaitu beretika baik kepada orang tua. Seperti yang kita ketahui kita harus menghormati dan menyayangi orang tua kita, seperti bertutur kata dengan sopan di hadapan mereka, tidak berkata kasar atau pun membentak. Selain etika kepada orang tua kita juga harus memiliki etika yang baik kepada adik atau kakak kita dengan cara menyayangi dan menghargai mereka .


Etika Masyarakat
Setiap daerah memiliki etika yang berbeda-beda  berdasarkan  adat istiadat atau budaya di lingkungan setempat. sebagai anggota masyarakat, kita harus memiliki etika dan budi pekerti baik seperti bersikap ramah dan sopan santun kepada tetangga dan teman di sekitar rumah , tidak menghina atau mencela  tetangga, ikut berpartisipasi dalam kegiatan- kegiatan yang dilakukan di lingkunagn tempat tinggal seperti kerja bakti dan karang taruna.


Etika professional akuntan publik yaitu:
Tanggung jawab profesi, Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai professional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan professional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.

Kepentingan publik,Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme.

 Integritas, Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya  dan integritas setinggi mungkin.

 Objektivitas, Setiap anggota harus menjaga objektivitas dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.

 Kompetensi dan kehati-hatian professional, Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan kehati-hatian, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan professional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa professional yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi dan teknik yang paling mutakhir.

Kerahasiaan, Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa professional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban professional atau hukum untuk mengungkapkannya.

Perilaku professional,  Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
Standar teknis, Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar professional yang relevan.


Daftar Pustaka :
Alfan, Muhammad. 2011. Filsafat Etika Islam. Bandung. Pustaka Setia.
Abdullah, M. Yatimin. 2006. Studi Etika. Jakarta. Rajawali Perss.
Surajiyo. 2005. Ilmu Filsafat. Jakarta. Bumi Aksara.
K.Bertens, Etika, Edisi-15, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007.