BAB
7
INDUSTRIALISASI
1.
Konsep dan Tujuan Industrialisasi
·
Awal konsep industrialisasiè Revolusi industri abad 18 di Inggris è Penemuan
metode baru dlm pemintalan dan penemuan kapas yg menciptakan spesialisasi
produksi dan peningkatan produktivitas factor produksi.
·
Selanjutnya penemuan baru pengolahan besi & mesin uap shg mendorong inovasi
è Baja, kereta dan kappa tenaga uap.
·
Setelah PD II muncul teknolgi baru è Asembly line, listrik,
motor, barang sintetis, telekomunikasi, elektronik, bio, computer & robot
· Pola dan Volume
Perdagangan Dunia dan Proses Industrialisasi di dunia
Industrialisasiè suatu proses interkasi antara perkembangan
teknologi, inovasi, spesialisasi dan perdagangan dunia untuk meningkatkan
pendapatan masyarakat dengan mendorong perubahan struktur ekonomi.
Industrialisasi
merupakan salah satu strategi jangka panjang untuk menjamin pertumbuhan
ekonomi. Hanya beberapa Negara dengan penduduk sedikit & kekayaan alam
meilmpah seperti Kuwait & libya ingin mencapai pendapatan yang tinggi tanpa
industrialisasi.
2.
Faktor-faktor Pendorong Industrialisasi
Faktor pendorong industrialisasi (perbedaan intesitas dalam proses
industrialisasi antar negara) :
a) Kemampuan teknologi dan inovasi
b) Laju pertumbuhan pendapatan nasional
per kapita
c) Kondisi dan struktur awal ekonomi
dalam negeri. Negara yang awalnya memiliki industri dasar/primer/hulu seperti
baja, semen, kimia, dan industri tengah seperti mesin alat produksi akan
mengalami proses industrialisasi lebih cepat
d) Besar pangsa pasar DN yang ditentukan
oleh tingkat pendapatan dan jumlah penduduk. Indonesia dengan 200 juta orang
menyebabkan pertumbuhan kegiatan ekonomi
e) Ciri industrialisasi yaitu cara
pelaksanaan industrialisasi seperti tahap implementasi, jenis industri unggulan
dan insentif yang diberikan.
f) Keberadaan SDA. Negara dengan SDA
yang besar cenderung lebih lambat dalam industrialisasi
g) Kebijakan/strategi pemerintah seperti
tax holiday dan bebas bea masuk bagi industri orientasi ekspor.
3. Perkembangan Sektor Industri Manufaktur di Indonesia
Industri diklasifikasikan:
a) Industri primer/hulu yaitu
mengolah output dari sektor pertambangan (bahan mentah) menjadi bahan baku siap
pakai untuk kebutuhan proses produksi pada tahap selanjutnya
b) Industri sekunder/manufaktur yang
mencakup: industri pembuat modal (mesin), barang setengah jadi dan alat
produksi, dan industri hilir yang memproduksi produk konsumsi
A. Pertumbuhan
output.
Pertumbuhan output yang tinggi disebabkan oleh permintaan eksternal yang
tinggi. Pertumbuhan PDB 3 sektor penting di LDCs sebagai berikut:
Sumber Utama Pertumbuhan PDB menurut Tiga Sektor di Negara Berkembang 1970
-1995 (%)
Sektor
|
Laju Pertumbuhan Rata rata
|
Pangsa dari Kontribusi thd Pertumbuhan PDB
|
||||||
Pertanian
|
2,7
|
3,4
|
2,4
|
2,9
|
10,5
|
16
|
8,2
|
13,9
|
Manufaktur
|
6,8
|
4,6
|
6,9
|
5,9
|
21,3
|
26
|
32,1
|
22,9
|
Jasa
|
6,3
|
3,6
|
4,5
|
4,9
|
50,3
|
49,4
|
46,4
|
47,6
|
PDB
|
5,7
|
3,5
|
4,7
|
4,6
|
100
|
100
|
100
|
100
|
§ Laju pertumbuhan output rata rata pertahun untuk
sektor manufaktur (22,9 %) lebih tinggi dari pertanian (13,9%) periode 1970 –
1995.
§ Kontribusi thd pertumbuhan PDB 1970 – 1980 (21,3 %)
& 1990 – 1995 (32,1%)
§ Pertmbuhan output sektor manufaktur karena
permintaan eksternal èekspor tinggi
Sumber Utama
Pertumbuhan PDB menurut Tiga Sektor di Negara Asia Timur & Tenggara 1970
-1995 (%)
Sektor
|
Laju Pertumbuhan Rata rata
|
Pangsa dari Kontribusi thd Pertumbuhan PDB
|
||||||
Pertanian
|
1,9
|
3,2
|
3,3
|
2,7
|
23,6
|
22,4
|
22,1
|
26,2
|
Manufaktur
|
4,3
|
6,9
|
4,6
|
5,4
|
15,5
|
17,2
|
15,9
|
15,0
|
Jasa
|
4,3
|
6,2
|
5,1
|
5,2
|
49,4
|
49,4
|
52,7
|
46,1
|
PDB
|
3,3
|
5,3
|
4,5
|
4,3
|
100
|
100
|
100
|
100
|
§ Laju pertumbuhan PDB wilayah ini rata rata pertahun
7,4% periode 1970 – 1995 lebih tinggi dari pertumbuhan PDB dunia 2,9 % dan laju
pertumbuhan PDB negara berkembang 4,6 %
Tingkat perkembangan industri manufaktur dapat dilihat dari pendalaman
struktur industri itu sendiri. Struktur industri:
1. Ragam produk è barang konsumsi, sederhana, barang konsumsi dg kandungan
teknologi yanglebih canggih, barang modal,
2. Intensitas pemakain faktor produksiè barang dengan padat karya dan
barang
dengan padat modal
3. Orinetasi pasar è barang domestik & barang ekspor
B. Pendalaman
Struktur Industri.
Pembangunan ekonomi jangka panjang dapat merubah pusat kekuatan ekonomi
dari pertanian menuju industri dan menggeser struktur industri yang memiliki
keunggulan kompetitif dan komparatif.
Perubahan struktur industri disebabkan oleh
a) Penawaran aggregatè perkembangan
teknolgi, kualitas SDM, inovasi material baru untuk produksi
b) Permintaan aggregatè peningkatan
pendapatan perkapita yang mengubah volume & pola konsumsi
Berdasarkan analisis tingkat pendalaman struktur industri:
§ Orientasi perkembangan industri manuafktur di
Indonesia masih pada barang
konsumsi sederhana seperti makanan, minuman pakaian jadi
sampail bambu,
rotan & kayu
§ Sisi permintaan aggergat, pasar domestik barang
konsumsi berkembang pesat
seiring laju penduduk & peningkatan pendapatan masyarakat
per kapita
§ Sisi penawaran aggregat, Sarana dan prasarana
menunjang untuk produksi
barang konsumsi tersebut dibandingkan barang modal
§ Aspek teknolgi, kandungan teknologi barang konsumsi
lebih rendah
C. Tingkat
Teknologi produk manufaktur.
Teknologi yang digunakan dalam industri manufaktur mencakup:
a) Tekonolgi tinggi mencakup:
komputer, obat-obatan, produk elektronik, alat komunikasi dan sebagainya
b) Teknologi sedang mencakup: plastik,
karet, produk logam sederhana, penyulingan minyak, produk mineral bukan logam
c) Teknolgi rendah mencakup: kertas,
percetakan, tekstil, pakaian jadi, minuman, rokok, dan mebel
D. Ekspor
Kinerja ekspor
dapat digunakan untuk mengukur hasil pembangunan industry manufaktur.
Tingkat Ekspor
Manufaktur dan Sahamnya dalam Ekspor Total. (US$)
Ekspor Manufaktur
per US1,000 dari PDB
|
% pangsa dalam
ekspor total
|
|||||
1985
|
1997
|
%/TAHUN
|
1985
|
1997
|
BEDA
|
|
Thailand
|
69
|
267
|
12
|
38
|
71
|
33
|
Korsel
|
293
|
267
|
-1
|
91
|
91
|
0
|
Malaysia
|
136
|
611
|
13
|
27
|
77
|
50
|
Filipina
|
40
|
135
|
11
|
27
|
45
|
18
|
Indonesia
|
31
|
132
|
15
|
14
|
52
|
28
|
India
|
25
|
66
|
8
|
58
|
74
|
16
|
Polandia
|
102
|
138
|
3
|
63
|
73
|
10
|
Argentina
|
20
|
28
|
3
|
21
|
34
|
13
|
Afrika Selatan
|
Na
|
91
|
15
|
Na
|
58
|
-
|
E. Ketergantungan
Impor
Ketergantungan
terhadap impor juga merupakan indicator keberhasilan pembangunan sector
industry.
Saldo Neraca
Perdagangan Manufaktur Indonesia (US$ milyar)
Periode
|
Nilai ekspor
|
Nilai impor
|
Saldo
|
1975-1981
|
0,8
|
6,3
|
-5,5
|
1982-1984
|
1,8
|
10,3
|
-8,5
|
1985-1988
|
3,9
|
8,8
|
-4,9
|
1989-1993
|
13,4
|
18,6
|
-5,1
|
1994-1997
|
24,4
|
29,5
|
-5,1
|
1998-1999
|
27,2
|
16,9
|
10,3
|
4.
Permasalahan dalam Industri Manufaktur
Industri manufaktur di LDCs lebih terbelakang dibandingkan di DCs, hal ini
karena :
1. Keterbatasan teknologi
2. Kualitas Sumber daya Manusia
3. Keterbatasan dana pemerintah (selalu difisit) dan sektor swasta
4. Kerja sama antara pemerintah, industri dan lembaga pendidikan &
penelitian
masih rendah
Masalah dalam industri manufaktur nasional:
1. Kelemahan struktural
- Basis ekspor & pasar masih sempitè walaupun Indonesia mempunyai banyak sumber daya alam & TK, tapi produk & pasarnya masih terkonsentrasi:
a. terbatas pada empat produk (kayu lapis,
pakaian jadi, tekstil & alas kaki)
b. Pasar tekstil & pakaian jadi terbatas
pada beberapa negara: USA, Kanada,
Turki & Norwegia
c. USA, Jepang & Singapura mengimpor 50% dari
total ekspor tekstil &
pakaian jadi dari
Indonesia
d. Produk penyumbang 80% dari ekspor manufaktur
indonesia masih mudah
terpengaruh oleh
perubahan permintaan produk di pasar terbatas
e. Banyak produk manufaktur terpilih padat karya
mengalami penurunan
harga muncul pesaing baru seperti cina & vietman
f. Produk manufaktur tradisional menurun daya saingnya sbg akibat factor
internal seperti tuntutan kenaikan upah
- Ketergantungan impor sangat tinggi
1990, Indonesia
menarik banyak PMA untuk industri berteknologi tinggi seperti kimia,
elektronik, otomotif, dsb, tapi masih proses penggabungan, pengepakan dan
assembling dengan hasil:
a. Nilai impor
bahan baku, komponen & input perantara masih tinggi diatas
45%
b. Industri padat karya seperti tekstil, pakaian jadi & kulit
bergantung kepada
impor bahan baku, komponen & input perantara masih tinggi.
c. PMA sector manufaktur masih bergantung kepada suplai bahan baku &
komponen dari LN
d. Peralihan teknologi (teknikal, manajemen, pemasaran, pengembangan
organisasi dan keterkaitan eksternal) dari PMA masih
terbatas
e. Pengembangan produk dengan merek sendiri dan pembangunan jaringan
pemasaran masih terbatas
- Tidak ada industri berteknologi menengah
a. Kontribusi
industri berteknologi menengah (logam, karet, plastik, semen)
thd pembangunan sektor industri manufaktur menurun tahun 1985 -1997.
b. Kontribusi produk
padat modal (material dari plastik, karet, pupuk, kertas,
besi & baja) thd ekspor menurun 1985 – 997
c. Produksi produk
dg teknologi rendah berkembang pesat.
- Konsentrasi regional
industri
mnengah & besar terkonsentrasi di Jawa.
2. Kelemahan organisasi
- Industri kecil & menengah masih terbelakangèproduktivtas rendahè Jumlah Tk masih banyak (padat Karya)
- Konsentrasi Pasar
- Kapasitas menyerap & mengembangkan teknologi masih lemah
- SDm yang lemah
5.
Strategi Pengembangan Sektor Industri
Startegi pelaksanaan industrialisasi:
1. Strategi
substitusi impor (Inward Looking).
Bertujuan mengembangkan industri berorientasi domestic yang dapat
menggantikan produk impor. Negara yang menggunakan
strategi ini adalah Korea
& Taiwan
Pertimbangan menggunakan strategi ini:
§ Sumber daya alam & Faktor produksi cukuo
tersedia
§ Potensi permintaan dalam negeri memadai
§ Sebagai pendorong perkembangan industri manufaktur
dalam negeri
§ Kesempatan kerja menjadi luas
§ Pengurangan ketergantungan impor, shg defisit
berkurang
2. Strategi promosi
ekspor (outward Looking)
Beorientasi ke pasar
internasional dalam usaha pengembangan industri
dalam negeri yang memiliki keunggulan bersaing.
Rekomendasi agar
strategi ini dapat berhasil :
- Pasar harus menciptakan sinyal harga yang benar yang merefleksikan kelangkaan barang ybs baik pasar input maupun output
- Tingkat proteksi impor harus rendah
- Nilai tukar harus realistis
- Ada insentif untuk peningkatan ekspor
Sumber :
kuswanto.staff.gunadarma.ac.id/.../7-INDUSTRIALISASI+DAN+PERKEMBA NGAN.doc
No comments:
Post a Comment